Hal yang kecil seringkali diremehkan dan disepelekan oleh manusia. Manusia seringkali terjebak hanya melihat dan memperhatikan sesuatu yang besar. Padahal justru dari hal yang kecil itu seringkali segala sesuatunya bermula.
Pernahkah kita memperhatikan tetesan air? Tenaganya begitu lemah, sehingga seolah-olah tidak berarti. Tetapi bila air ini menetes pada tempat yang sama selama puluhan tahun, ternyata ia mampu membuat batu besar menjadi berlubang.
Bayangkan jika pada suatu ketika, kita bepergian naik bis ke daerah pegunungan, dimana jalannya berkelok-kelok, menanjak dan di sebelah kanan terbentang jurang yg dalam. Tiba-tiba kendaraan kita tidak kuat menanjak, tidak bisa maju bahkan mulai bergerak mundur. sehingga semua penumpang pun panik, takut busnya masuk jurang. Disaat seperti itu, yang dibutuhkan adalah sepotong kayu atau sebongkah batu untuk menganjal ban. Celakanya di dalam bus tidak tersedia kayu utk mengganjal ban, sehingga seluruh penumpang berusaha mencari batu untuk mengganjal. Tetapi sayangnya disekitarnya tidak ada batu sebutir pun. Padahal selama perjalanan tadi di kanan kiri jalan banyak batu-batuan berserakan. Batu yg tadinya dilirik pun tidak saat ini menjadi sesuatu yg sangat dibutuhkan sekedar untuk mengganjal agar bus tidak mundur.
Pelajaran dari 2 hal diatas adalah:
Janganlah kita meremehkan hal yg kecil-kecil, karena yg kecil itu bisa jadi pada suatu saat akan menjadi besar nilainya.
Dalam konteks ibadah misalnya, Janganlah kita meremehkan ibadah-ibadah yg menurut kita sepele, seperti mengucapkan salam, senyum, istighfar, bertasbih dsb.
Ada seseorang bertanya pd Rasulullah Saw:”amal apakah yg paling dicintai Allah?” Beliau menjawab:”Yang dikerjakan secara tetap/rutin walaupun sedikit”. Sabdanya lagi:” Lakukanlah perbuatan yang sanggup kamu lakukan” (HR Bukhari)
Salah satu amalan yg kelihatanya kecil tetapi faedahnya sangat besar adalah membiasakan berdzikir dgn mengucapkan tasbih سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهَ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ فِي يَوْمٍ ِمائَةَ مَرَّةٍ حُطَّتْ عَنْهُ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ .
Dari Abu Hurairah radliyallâhu 'anhu bahwasanya Rasulullah Shallallâhu 'alaihi Wa Sallam bersabda, “Barangsiapa yang mengucapkan ‘Subhânallâhi Wa Bihamdihi’ di dalam sehari sebanyak seratus kali, niscaya akan dihapus semua dosa-dosa (kecil)-nya sekalipun sebanyak buih di lautan.” (HR.al-Bukhariy)
Hadits diatas menyatakan keutamaan dzikir سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ (Subhânallâhi wa bihamdihi) yang mengandung makna Tasbih (penyucian) terhadap Allah Ta’ala dan penyucian terhadap-Nya pula dari hal-hal yang tidak layak dan pantas bagi-Nya, seperti memiliki kekurangan-kekurangan, cacat-cela dan menyerupai semua makhluk-Nya.
1. Hadits tersebut juga mengandung penetapan segala pujian hanya kepada-Nya baik di dalam Asma` maupun shifat-Nya. Dia-lah Yang Maha Hidup sesempurna hidup; kehidupan yang tiada didahului ketiadaan (yakni bukan dalam arti; sebelumnya tidak ada kehidupan lalu kemudian ada) dan tiada pula kehidupan itu akan pernah hilang/sirna.
2. Barangsiapa yang bertasbih kepada Allah dan memuji-Nya sebanyak seratus kali di dalam sehari semalam, maka dia akan mendapatkan pahala yang maha besar ini. Yaitu, semua dosa-dosa (kecil)-nya dihapuskan dengan mendapatkan ma’af dan ampunan-Nya, sekalipun dosa-dosa tersebut sebanyak buih di lautan. Tentunya, ini merupakan anugerah dan pemberian yang demikian besar dari-Nya.
3. Para ulama mengaitkan hal ini dan semisalnya sebatas dosa-dosa kecil saja sedangkan dosa-dosa besar tidak ada yang dapat menghapus dan menebusnya selain Taubat Nashuh (taubat dengan sebenar-benarnya).
4. Imam an-Nawawiy berkata, “Sesungguhnya bila dia tidak memiliki dosa-dosa kecil, maka semoga diharapkan dapat meringankan dosa-dosa besarnya.”
Wallahu'alam
No comments:
Post a Comment