Searching

Showing posts with label MINAT BACA. Show all posts
Showing posts with label MINAT BACA. Show all posts

October 19, 2011

Tips Mudah Membaca Cepat dan Meningkatkan Kecepatan Baca


selfhelptipsblog.org
Anda ingin membaca lebih cepat dari biasanya?
Berikut ini beberapa tips mudah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kecepatan baca dari Muhammad Noer (www.muhammadnoer.com) yang bisa Anda coba.

1.Sediakan waktu tiap hari minimal 10 menit untuk membaca apa saja dengan penuh perhatian
Membaca lebih cepat diperoleh dari kebiasaan membaca. Untuk itu paksakan diri Anda untuk menyediakan waktu khusus 10 menit tiap hari untuk membaca apa saja dengan satu catatan: penuh perhatian. Hal ini dilakukan untuk melatih koordinasi antara mata, otak dan konsentrasi. Walaupun hanya menghabiskan waktu 10 menit, dengan konsentrasi tinggi Anda bisa menyelesaikan beberapa artikel atau bahkan puluhan halaman buku. Cobalah!

2.Paksakan diri Anda untuk membaca lebih cepat dari biasanya
Terkadang kita sudah merasa nyaman dengan cara baca saat ini. Untuk itu keluarlah dari comfort zone dan paksakan diri Anda untuk membaca lebih cepat dari biasanya. Apakah kemudian Anda menjadi kurang memahami isi bacaan? Tidak mengapa, pada awal memaksakan diri membaca lebih cepat, akan ada pengertian yang hilang karena sedang terjadi penyesuaian. Lama kelamaan, koordinasi mata, otak dan konsentrasi Anda akan semakin baik dan kecepatan tidak lagi mempengaruhi kurangnya pemahaman isi bacaan, malah bisa memperbaikinya.

3.Hindari kebiasaan buruk dalam membaca seperti gerakan bibir atau vokalisasi
Jika Anda membaca posting sebelumnya tentang Hambatan Dalam Membaca Cepat dan Cara Mengatasinya, maka gerakan bibir dan vokalisasi akan menyebabkan kecepatan baca turun drastis menjadi setara kecepatan bicara. Hindari hal tersebut. Cara mudah untuk mengurangin gerakan bibir dan vokalisasi adalah dengan meletakkan pensil diantara kedua bibir Anda. Jika mulut mulai berbicara, Anda akan merasakan pensil yang jatuh dan ulangi terus sampai kebiasaaan tersebut hilang.

4.Latih kemampuan mengenali ide pokok
Dalam setiap bahan bacaan, selalu ada ide pokok yang menjiwai keseluruhan isi. Ketika Anda membaca, berhenti sejenak dan perhatikan baik-baik judulnya. Coba Anda duga isi tulisan dengan mengandalkan judulnya. Setelah itu mulailah membaca dan kenali ide pokok. Anda akan merasakan kemampuan mengenali poin-poin utama atau ide pokok meningkat. Nantinya Anda bahkan bisa menceritakan kembali tulisan yang Anda baca dengan bahasa Anda sendiri.

5.Jangan pernah mundur kebelakang (regresi)
Seringkali membaca menjadi lambat karena sebentar-sebentar Anda ingin membaca kembali apa yang telah dilewati sebelumnya. Misalkan Anda membaca dua baris pertama dan kemudian mulai membaca baris ketiga. Pada saat itu Anda merasa kurang paham akan isi bacaan mengulang kembali baris pertama dan kedua tadi. Cara ini akan sangat mengganggu kecepatan baca Anda. Paksakan untuk tidak mundur ke belakang dan yakinkan diri kalaupun Anda belum mengerti pasti ada kalimat lanjutannya yang menjelaskan. Kalaupun Anda sangat ingin mundur ke belakang dan mengulang lagi baris-baris sebelumnya, lakukan setelah Anda menyelesaikan bacaan tersebut secara keseluruhan.

6.Cintai kegiatan membaca dan jadikan sebagai kebiasaan
Orang yang hobby membaca secara relatif akan memiliki kecepatan baca jauh lebih baik meskipun tanpa latihan khusus membaca cepat. Mengapa demikian? Dengan rajin membaca, perbendaharaan kosa kata Anda akan semakin kaya. Tidak hanya itu, Anda juga mengetahui lebih banyak hal dan pengetahuan tersebut akan membantu untuk memahami buku atau bahan bacaan yang baru dengan lebih cepat. Dengan rajin membaca Anda juga akan mengenali jenis bacaan yang berbeda dan cara membacanya secara efektif. Misal membaca koran tidak sama dengan membaca novel. Membaca artikel juga berbeda dengan membaca text book yang berat. Semakin terbiasa Anda akan merasakan perbedaannya dan pendekatan yang tepat untuk tiap jenis bahan bacaan. Apakah Anda siap melaksanakan keenam tips sederhana di atas? Mulailah dari sekarang dan rasakan perbedaannya

June 27, 2009

Perlakuan yg salah terhadap buku



Membaca merupakan aktivitas yang sangat baik untuk ditingkatkan. Seiring dengan meningkatnya minat baca masyarakat, maka harus diikuti dengan semakin mudahnya masyarakat utuk mengakses buku sebagai salah satu sumber informasi.

Sayangnya seringkali hal ini menjadi suatu tantangan tersendiri di Indonesia karena buku sebagai sumber informasi kadang masih sulit terjangkau karena harganya yang semakin mahal, minimnya fasilitas umum seperti perpustakaan umum dsb.


Melihat kondisi yang seperti itu, maka buku menjadi salah satu barang “berharga” yang harus dirawat dan diperlakukan dengan baik agar lebih awet, tidak cepat kusam, kotor, rusak,

sehingga dapat terus dijadikan salah satu sumber informasi, hiburan dll.


Namun kita seringkali melihat adanya perilaku yang salah terhadap buku antara lain:


1. Membasahi jari dengan ludah untuk membuka/ membalik halaman buku.

Ini adalah perilkau yg paling sering kita lihat dilakukan banyak orang ketika membaca buku, padahal sisa air ludah yang menempel di buku akan mnegakibatkab buku menjadi kotor, merubah warna kertas dan juga ingat….bisa jadi menjadi media penularan penyakit seperti TB dsb…Karena itu berhati-hatilah, ketika kita ingin membuka/ membalik buku lakukan pelan-pelan dengan ujung jari telunjuk kita.


2. Melipat ujung kertas/halaman buku untuk memberi tanda

Ini juga perilaku yang sering kita jumpai ketika seseorang ingin berhenti membaca sejenak , seringkali dengan entengnya melipat ujung kertas/halaman buku untuk memberi tanda agar nantinya ketika akan membaca kembali tinggal meneruskan..

Kita juga sering melihat ketika seseorang akan memfoto kopi beberapa halaman sebuah buku, maka biasanya dia akan melipat ujung halaman yang akan di foto kopi….

Padahal perilaku ini akan mengakibatkan buku menjadi cepat rusak., maka ada baiknya kita membeli atau membuat pembatas buku sebagai tanda, atau ketika akan fotokopi kita tulis saja halaman yang akan dikopi dalam secarik kertas kecil.


3. Menandai bagian tertentu dengan stabilo atau menggaris bawah

Untuk mempermudah mengingat bagian/baris tertentu dari sebuah buku, seringkali pembaca buku menggunakan stabilo warna atau dengan memberi garis bawah....hal ini ternyata juga membuat buku menjadi cepat usang dan terkesan acak-acakan.

Sebaiknya jika ada hal yang dianggap penting, catat saja dalam buku tulis.


4. Dan lain-lain... silahkan tambahkan sendiri


Abyb

New York arto, juni 2009

April 18, 2009

Antara Format cetak & Digital...pilih mana?


"Buku adalah jendela dunia, dengan membaca buku kita akan melihat dunia" demikian bunyi pepatah yg tertulis di sebuah pigura sebagai hiasan dinding di perpustakaan tempatku bekerja....

Slogan itu memberikan motivasi pengunjung perpustakaan untuk senantiasa membaca...membaca...dan membaca..(khususnya yang berbentuk buku cetak)...

Memang saat ini kita sudah memasuki era digitalisasi informasi dimana format digital menjadi pilihan dalam penyebarluasan informasi,...tapi perlu diingat bahwa belum semua orang melek IT...sehingga lebih memilih informasi yg dikemas dalam bentuk book material (buku, majalah, koran dll)...

selain itu walaupun sebagian orang sudah misalnya membaca koran online, majalah online, buku digital dsb...tapi kadang-kadang juga masih melirik format cetaknya...karena emang ada keasyikan tersendiri ketika kita membaca buku, majalah, koran cetak...

Hal inilah yang membuat orang masih berlangganan koran cetak walaupun dirumah/kantor sudah ada internet...

kita juga melihat toko buku masih ramai dikunjungi pembeli....selain itu, sering juga diadakan acara bedah buku (cetak)....dan kayaknya belum ada ya bedah buku digital...

Jadi selama masih ada orang yg mau membaca...buku-buku cetak, koran cetak, majalah cetak dsb tetap akan diterbitkan... ini artinya peluang untuk menjadi penulis, penerbit, distributor, toko buku, pengecer sampai loper koran tetap terbuka lebar...

Jadi...format digital menurut saya hanya bentuk pilihan saja dalam penyajian informasi...

selanjutnya apakah Anda akan memilih format digital, format cetak atau keduanya terserah Anda masing-masing... OK?

September 06, 2007

MEMBACA dan MINAT BACA


oleh: Abyb

Pengembangan sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan suatu negara. Sejarah telah mencatat bahwa sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dari suatu negara merupakan andalan utama untuk pelaksanaan pembangunan.

Meskipun suatu negara memiliki sumber daya alam yang berlimpah, seperti minyak bumi, mineral, hutan, kekayaan laut, objek wisata dan lain-lain, tetapi tanpa didukung oleh sumber daya manusia yang memadai, negara tersebut cenderung akan tetap saja berada pada posisi terbelakang (Nugroho, 2000:97).

Kemajuan suatu negara ditandai dengan peningkatan SDM yang hebat, meskipun dari sumber daya alam miskin, seperti Jepang dan Korea (Qalyubi dkk, 2003:314)
Peningkatan SDM terkait erat dengan dunia pendidikan. Melalui pendidikan SDM suatu bangsa dibangun dan dikembangkan agar dapat menguasai, menerapkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi satu hal yang sangat penting dalam memajukan suatu bangsa, disamping itu menurut Qardhawi (1996:2) ilmu pengetahuan mesti didahulukan atas amal perbuatan, karena ilmu pengetahuanlah yang mampu membedakan antara yang hak dan yang batil dalam keyakinan umat manusia, antara yang benar dan yang salah di dalam perkataan mereka.
Dalam perkembangan peradaban manusia, buku memang memiliki kekuatan yang dahsyat. Kendati demikian, kedahsyatan buku tentu tidak akan ada apa-apanya jika benda tersebut hanya dipajang, tidak pernah disentuh dan dibaca. Dan tampaknya, inilah masalah kita saat ini.
Mengapa kita perlu membaca?

1. Membaca merupakan perintah Allah SWT yang pertama kali diperintahkan kepada manusia sebagaimana firmanNya dalam Alquran surat Al Alaq ayat 1
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan”. Ayat ini merupakan ayat yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, setelah itu baru diturunkan ayat yang lainnya. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya budaya membaca dalam kehidupan manusia.

2. Membaca dapat mengusir ketegangan, kecemasan dan kesedihan.
Membaca dan menelaah buku/bacaan lainnya adalah suatu cara untuk mengusir kesedihan, menenangkan pikiran dari kegalauan dan menjaga kalbu dari kekacauan.
” Buku adalah teman duduk yang tidak pernah berbasa-basi, ia adalah teman sejati yang tidak pernah memperdaya Anda, dan teman pergaulan yang tidak akan membuat Anda jenuh, penghibur yang tidak membuat Anda bersedih…” (Al-Jahizh dalam ‘Aidh, 2004)

3.Membaca akan menghilangkan kesepian & perasaan bosan.
Membaca akan menghilangkan kesepian, dan kesendirian. Membaca merupakan hiburan dalam kesendirian yang dapat mengilangkan kesepian dan perasaan terisolir dari dunia luar.

4.Membaca akan menambah ilmu, mengembangkan wawasan dan meningkatkan kemampuan berfikir.
Buku adalah sebuah dunia ide, sehingga dengan membacanya membuat cakrawala ilmu pengetahuan kita akan bertambah

5. Menebalkan keimanan, khusus-nya ketika membaca buku-buku agama
Membaca buku/bacaan agama merupakan pelajaran dan peringatan yang efektif, pencegah kemungkaran yang efisien dan perintah yang paling bijak. Sehingga Allah SWT memerintahkan kita untuk membaca/ “Iqra” (surat Al-Alaq: 1)

Berbagai pihak menyatakan bahwa minat baca bangsa Indonesia masih rendah. Bank Dunia di dalam salah satu laporan pendidikannya, “Education in Indonesia-From Crisis to Recovery” (1998) melukiskan begitu rendahnya kemampuan membaca anak-anak Indonesia. Dengan mengutip hasil studi dari Vincent Greanary, dilaporkan bahwa kemampuan membaca siswa-siswa kelas enam SD Indonesia adalah 51,7 berada di urutan paling akhir setelah Filipina (52,6), Thailand (65,1), Singapura (74,0) dan Hongkong (75,5). Artinya, kemampuan membaca siswa Indonesia memang paling buruk dibandingkan siswa dari negara-negara lainnya. Keadaan seperti itu ternyata juga terjadi pada siswa SLTP, SMU, dan SMK. Kondisi yang sama juga terjadi di kalangan perguruan tinggi, baik dosen maupun mahasiswanya (Supriyoko, 2004)
Sementara itu, pada tahun 2000 International Educational Achievement (IEA) menempatkan kemampuan membaca siswa SD Indonesia di urutan ke-38 dari 39 negara atau terendah di antara negara-negara ASEAN. Padahal, kesuksesan pendidikan anak sangat bergantung pada kemampuan membacanya. Minat baca yang rendah mempengaruhi kemampuan anak didik dan secara tidak langsung berakibat pada rendahnya daya saing mereka dalam percaturan internasional. Dengan kondisi seperti itu, maka tak heran bila kualitas pendidikan di Indonesia juga buruk.

Dalam hal pendidikan, survei The Political and Economic Risk Country (PERC), sebuah lembaga konsultan di Singapura, pada akhir 2001, menempatkan Indonesia di urutan ke-12 dari 12 negara di Asia yang diteliti (Basuki, 2006)
Rendahnya kualitas pendidikan akan berdampak pada rendahnya kualitas sumber daya manusia. Rendahnya kualitas sumber daya manusia akan mengakibatkan ketertinggalan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi dan berbagai bidang kehidupan lainnya. Oleh karena itu, berbagai upaya harus dilakukan untuk meningkatkan minat baca masyarakat, salah satunya adalah melalui dunia pendidikan.

Beberapa kendala penyebab rendahnya minat baca:

Pertama, jumlah penerbitan buku di Indonesia masih timpang dibandingkan dengan jumlah penduduk. Dalam setahun, penerbitan buku di seluruh dunia mencapai satu juta judul buku. Tetapi untuk Indonesia, paling tinggi hanya mampu mencapai sekitar lima judul.

Berdasarkan data dari Intenational Publisher Association Kanada, produksi perbukuan paling tinggi ditunjukkan oleh Inggris, yaitu mencapai rata-rata 100 ribu judul buku per tahun. Tahun 2000 saja sebanyak 110.155 judul buku. Posisi kedua ditempati Jerman dengan jumlah judul buku yang diterbitkan pada tahun 2000 mencapai 80.779 judul, Jepang sebanyak 65.430 judul buku. Sementara itu, Amerika Serikat menempati urutan keempat. Indonesia pada tahun 1997 pernah menghasilkan lima ribuan judul buku. Tetapi, tahun 2002 tercatat hanya 2.700-an judul. Sangat jauh apabila dibandingkan dengan produksi penerbitan buku tingkat dunia.

Kedua, minimnya jumlah perpustakaan yang kondisinya memadai. Menurut data dari Deputi Pengembangan Perpustakaan Nasional RI (PNRI) dari sekitar 300.000 SD hingga SLTA, baru 5% yang memiliki perpustakaan. Bahkan diduga hanya 1% dari 260.000 SD yang mempunyai perpustakaan. Juga baru sekitar 20% dari 66.000 desa/kelurahan yang memiliki perpustakaan memadai (Kompas, 25/7/02).

Membaca merupakan kegiatan dan kemampuan khas manusia. Walaupun demikian, kemampuan membaca tidak terjadi secara otomatis karena harus didahului oleh aktivitas dan kebiasaan membaca yang merupakan wujud dari adanya minat membaca.
Ketakpedulian kita akan aktivitas membaca boleh jadi akibat dari kondisi masyarakat kita yang pergerakannya melompat dari keadaan praliterer ke dalam masa pascaliterer, tanpa melalui masa literer. Artinya dari kondisi masyarakat yang tidak pernah membaca akibat tidak terbiasa dengan budaya menulis (terbiasa dengan budaya lisan) ke dalam bentuk masyarakat yang tidak hendak membaca seiring masuknya teknologi telekomunikasi, informatika, dan broadcasting. Akibatnya, masyarakat kita lebih senang nonton televisi daripada membaca.
Kondisi ini diperburuk dengan semakin tidak pedulinya orang tua akan aktivitas membaca. Semakin banyak keluarga yang kedua orang tuanya sibuk bekerja sehingga mereka tidak lagi mempunyai cukup waktu dan energi untuk mendekatkan anaknya dengan buku, lewat mendongeng misalnya. Ironisnya ketika anak mulai masuk sekolah, materi baku kurikulum sering membuat guru tidak mempunyai ruang gerak untuk berkreasi. Akhirnya mereka hanya terpaku pada satu buku wajib.
Seperti halnya kegiatan pembelajaran yang lain, upaya menumbuhkan minat baca juga akan lebih mudah dan efektif apabila dilakukan sejak dini, sejak kanak-kanak. Ini artinya orang tua sangat dituntut keikutsertaannya. Orang tua harus memastikan bahwa kecintaan akan membaca adalah tujuan pendidikan yang terpenting bagi anaknya., dalam soal penyediaan buku dan pengembangan minat baca, Indonesia
Wallahu’alam.