Searching

April 26, 2012

CAVE TUBING GUA PINDUL


         Hari sabtu  diakhir bulan maret 2012, selepas  Maghrib,  sesuai kesepakatan rombongan bapak2 muda  aktivis dakwah dari Banguntapan Bantul Jogjakarta dengan profesi  yang beragam: dosen, dokter, juragan UGDS (Unit Gawat Darurat Sepatu alias Sol Sepatu),  Jasa Las Aluminium, guru dan karyawan mulai berkumpul di rumah  Mas Soleh “Pak Lurah” bersiap berangkat ke Gunung kidul.  Setelah semua berkumpul, akhirnya dengan 2 mobil berangkat ke Gunung Kidul dengan tujuan GUA  PINDUL. Lho kok malam-malam, Ya. Karena kita dah sepakat untuk mampir terlebih dulu untuk silaturahim dengan bapak Suwarjo (ayahanda  Mas Luthfi, salah seorang peserta ) di dusun Kedungpoh kulon, Nglipar Gunung Kidul.  Kedatangan kami disambut dengan penuh suka cita oleh keluarga Pak Warjo. Setelah mengenalkan rombongan satu persatu, bincang-bincang  dengan keluarga pak Warjo diakhiri dengan sajian makan malam sayur lodeh tempe+Lombok ijo khas Gunung Kidul. Setelah kenyang & berpamitan utk istirahat rombongan segera menuju ke Mushola  yg terletak tidak jauh dari Rumah pak Warjo.
             Jarum jam sudah menunjukkan pukul  10.30 ketika rombongan mulai beristirahat melepas penat dengan tidur beralas tikar di Mushola.  Selepas jam 3 pagi  peserta bangun untuk  qiyamullail dilanjutkan Sholat Subuh Berjamaah.  Jamaah sholat subuh di Mushola  kecil ini bertambah banyak dengan kehadiran kami.  Selepas Sholat subuh salah seorang dari rombongan,  yakni  Mas Luthfi yang merupakan putra asli  setempat maju ke depan utk memperkenalkan rombongan sekaligus  memberikan kuliah subuh. 
 Suasana pagi yang cerah membuat rombongan  segera mempersiapkan diri utk melaksanakan agenda berikutnya, SUSUR GUA PINDUL.  Kami  pun segera berpamitan kepada keluarga Pak Marjo, namun sekali lagi keramahtamahan orang Gunung kidul kami rasakan, kami diminta untuk sarapan pagi terlebih dulu..alhamdulillah, tidak itu saja kami pun diperkenankan memetik sendiri buah rambutan di samping rumah beliau untuk oleh-oleh, sehingga muatan bagasi xenia & espass kami bertambah dengan sekarung penuh rambutan + beberapa bibit pohon.. masyaAllah…Terima kasih Pak Warjo. Semoga Allah membalas kebaikan Bapak & keluarga dengan kebaikan yg melimpah. Amiin.
Hari Ahad ceria 18 Maret 2012 sekitar jam 6.30 pagi, rombongan bertolak dari Kedungpoh dengan tujuan Gua Pindul di dusun Gelaran, Bejiharjo Karangmojo, Gunung kidul. Gua Pindul merupakan wisata cave tubing yang baru dibuka pada tahun 2011. Kami memilih Gua pindul setelah penasaran dengan informasi  dari teman-teman.
Menurut legenda yang dipercayai masyarakat sekitar dan dikisahkan turun temurun, nama Gua Pindul dan gua-gua lain yang ada di Bejiharjo tak bisa dipisahkan dari cerita pengembaraan Joko Singlulung mencari ayahnya. Setelah menjelajahi hutan lebat, gunung, dan sungai, Joko Singlulung pun memasuki gua-gua yang ada di Bejiharjo. Saat masuk ke salah satu gua mendadak Joko Singlulung terbentur batu, sehingga gua tersebut dinamakan Gua Pindul yang berasal dari kata pipi gebendul..PINDUL.
Subhanallah, fenomena alam Gua Pindul ini ternyata memang luar biasa, dengan menggunakan pelampung & ban karet,  rombongan dengan dipandu 3 orang guide menyusuri sungai bawah tanah gua pindul yang panjangnya sekitar 300 m dengan kedalaman air lebih dari 3-7 m.
Ketika rombongan berada di zona gelap maka semua senter kami matikan untuk mendengar renungan  dari Pak Abyb agar kita senantiasa mensyukuri nikmat Allah & menjaga semangat untuk senantiasa menebarkan kebaikan di masyarakat.  Perjalanan kami berlanjut hingga  50 m sebelum finish, pemandu memberi  kesempatan dengan mempersilahkan kami utk bermain air, loncat dari tebing gua dsb…para bapak2 muda inipun keasyikan bermain seperti anak kecil,  lupa anak & istri di rumah. Terakhir,  rombongan menuju finish dengan berenang sesuai gaya masing-masing  dengan tetap memakai pelampung (karena kedalaman air masih sekitar  5m). Alhamdulillah kami sampai finish dengan selamat, meskipun beberapa orang terlihat kesulitan mencapai finish dengan megap-megap karena belum mahir berenang.
Akhirnya, setelah membersihkan diri & makan siang di kompleks Gua Pindul, sesuai target, sekitar jam 11.00 rombongan pulang kembali ke Bangntapan Jogja dengan penuh keceriaan & semangat baru.  AYO BEKERJA UTK INDONESIA !.... BANGKIT BANGUNTAPAN!
Jogja, april 2012  (abyb mustov)

October 19, 2011

Tips Mudah Membaca Cepat dan Meningkatkan Kecepatan Baca


selfhelptipsblog.org
Anda ingin membaca lebih cepat dari biasanya?
Berikut ini beberapa tips mudah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kecepatan baca dari Muhammad Noer (www.muhammadnoer.com) yang bisa Anda coba.

1.Sediakan waktu tiap hari minimal 10 menit untuk membaca apa saja dengan penuh perhatian
Membaca lebih cepat diperoleh dari kebiasaan membaca. Untuk itu paksakan diri Anda untuk menyediakan waktu khusus 10 menit tiap hari untuk membaca apa saja dengan satu catatan: penuh perhatian. Hal ini dilakukan untuk melatih koordinasi antara mata, otak dan konsentrasi. Walaupun hanya menghabiskan waktu 10 menit, dengan konsentrasi tinggi Anda bisa menyelesaikan beberapa artikel atau bahkan puluhan halaman buku. Cobalah!

2.Paksakan diri Anda untuk membaca lebih cepat dari biasanya
Terkadang kita sudah merasa nyaman dengan cara baca saat ini. Untuk itu keluarlah dari comfort zone dan paksakan diri Anda untuk membaca lebih cepat dari biasanya. Apakah kemudian Anda menjadi kurang memahami isi bacaan? Tidak mengapa, pada awal memaksakan diri membaca lebih cepat, akan ada pengertian yang hilang karena sedang terjadi penyesuaian. Lama kelamaan, koordinasi mata, otak dan konsentrasi Anda akan semakin baik dan kecepatan tidak lagi mempengaruhi kurangnya pemahaman isi bacaan, malah bisa memperbaikinya.

3.Hindari kebiasaan buruk dalam membaca seperti gerakan bibir atau vokalisasi
Jika Anda membaca posting sebelumnya tentang Hambatan Dalam Membaca Cepat dan Cara Mengatasinya, maka gerakan bibir dan vokalisasi akan menyebabkan kecepatan baca turun drastis menjadi setara kecepatan bicara. Hindari hal tersebut. Cara mudah untuk mengurangin gerakan bibir dan vokalisasi adalah dengan meletakkan pensil diantara kedua bibir Anda. Jika mulut mulai berbicara, Anda akan merasakan pensil yang jatuh dan ulangi terus sampai kebiasaaan tersebut hilang.

4.Latih kemampuan mengenali ide pokok
Dalam setiap bahan bacaan, selalu ada ide pokok yang menjiwai keseluruhan isi. Ketika Anda membaca, berhenti sejenak dan perhatikan baik-baik judulnya. Coba Anda duga isi tulisan dengan mengandalkan judulnya. Setelah itu mulailah membaca dan kenali ide pokok. Anda akan merasakan kemampuan mengenali poin-poin utama atau ide pokok meningkat. Nantinya Anda bahkan bisa menceritakan kembali tulisan yang Anda baca dengan bahasa Anda sendiri.

5.Jangan pernah mundur kebelakang (regresi)
Seringkali membaca menjadi lambat karena sebentar-sebentar Anda ingin membaca kembali apa yang telah dilewati sebelumnya. Misalkan Anda membaca dua baris pertama dan kemudian mulai membaca baris ketiga. Pada saat itu Anda merasa kurang paham akan isi bacaan mengulang kembali baris pertama dan kedua tadi. Cara ini akan sangat mengganggu kecepatan baca Anda. Paksakan untuk tidak mundur ke belakang dan yakinkan diri kalaupun Anda belum mengerti pasti ada kalimat lanjutannya yang menjelaskan. Kalaupun Anda sangat ingin mundur ke belakang dan mengulang lagi baris-baris sebelumnya, lakukan setelah Anda menyelesaikan bacaan tersebut secara keseluruhan.

6.Cintai kegiatan membaca dan jadikan sebagai kebiasaan
Orang yang hobby membaca secara relatif akan memiliki kecepatan baca jauh lebih baik meskipun tanpa latihan khusus membaca cepat. Mengapa demikian? Dengan rajin membaca, perbendaharaan kosa kata Anda akan semakin kaya. Tidak hanya itu, Anda juga mengetahui lebih banyak hal dan pengetahuan tersebut akan membantu untuk memahami buku atau bahan bacaan yang baru dengan lebih cepat. Dengan rajin membaca Anda juga akan mengenali jenis bacaan yang berbeda dan cara membacanya secara efektif. Misal membaca koran tidak sama dengan membaca novel. Membaca artikel juga berbeda dengan membaca text book yang berat. Semakin terbiasa Anda akan merasakan perbedaannya dan pendekatan yang tepat untuk tiap jenis bahan bacaan. Apakah Anda siap melaksanakan keenam tips sederhana di atas? Mulailah dari sekarang dan rasakan perbedaannya

June 16, 2011

Membangun Perpustakaan Digital di Indonesia Mudah dan Murah, Birokrasi yang Buruklah yang Mempersulit !


Sebut saja namanya Mr Tr, dia bekerja di sebuah perpustakaan SD di daerah terpencil. Dia hanya lulusan SLTA dan sama sekali tidak pernah mengenyam pendidikan di perguruan tinggi D3/S-1 Ilmu perpustakaan. Beberapa saat yang lalu perpustakaan SD tempat dia bekerja, mendapatkan penghargaan hingga tingkat Nasional. Salah satu faktor penilaian dewan juri adalah karena sistem pengelolaan perpustakaan tersebut sudah menggunakan sistem pengelolaan perpustakaan digital. Alasan lain adalah adanya dukungan dari Kepala sekolah tersebut yang memiliki manajemen dan birokrasi yang sangat baik di sekolah tersebut, dan tentunya beberapa faktor yang lain.
Saat saya berkunjung ke perpustakaan ini, tampilan Opacnya sudah online dan desaignya juga sangat menarik sesuai dengan tampilan anak-anak. Dan perlu diketahui bahwa perpustakaan SD tersebut ternyata hanya menggunakan software gratis dan cara mengonlinekan katalog perpustakaan tersebut juga dengan cara gratis.

Namun ada kisah lain ketika saya berkunjung ke salah satu Perpustakaan Daerah di salah satu Kabupaten di Jawa Tengah. Kesan pertama ketika datang disana adalah tempat parkir yang sangat sempit sehingga sangat tidak nyaman. Ketika masuk ke ruang utama, saya disuruh menulis daftar tamu dengan menggunakan buku tamu seperti jaman dulu (kalau di perpustakaan SD diatas semuanya tinggal pakai komputer) . Ketika saya bertanya dimana saya bisa melihat daftar katalog perpustakaan saya disuruh mencari sendiri di sebuah lemari dengan bilik yang kecil-kecil yang disebut dengan tempat menyimpan katalog kartu. Ketika saya lihat katalog yang terbuat dari kertas tersebut terlihat sudah sangat usam bahkan ada yang terlihat sobek karena terlihat rapuh. Kemudian saya ingin mencoba wawancara dengan kepala perpustakaan tersebut tapi kata penjaga disana bilang kalau kepala perpustakaanya sedang keluar dan akhirnya saya diperkenankan bertemu dengan bagian tata usaha. Dan saat saya bertanya terkait yang saya sebut diatas ternyata yang saya dengar hanya keluhan “khas birokrasi” yang menyatakan tidak ada anggaran lah, tidak ada bantuanlah, tidak ada ahlinyalah, harus mempertimbangkan ini-itulah dan alasan-alasan lain.

Dari dua kisah dan pengalaman tersebut diatas kita bisa melihat betapa sebenarnya membangun perpustakaan digital itu sebenarnya sangatlah mudah, Darimana saya katakan mudah ? Dari kisah Mr Tr diatas kita bisa melihat bahwa hanya dengan software gratispun dia bisa membangun perpustakaan digital dan meng online kanya, bahkan perpustakaan tersebut mendapat penghargaan hingga tingkat nasional, padahal Mr Tr juga bukan seorang lulusan mahasiswa ilmu perpustakaan  apalagi seorang ahli atau dosen dibidang perpustakaan. Tapi karena kerja keras dan kesediaan dia untuk mau belajar dan pihak birokrasi dalam hal ini kepala sekolah memberi dukungan yang sangat luar biasa maka jadilah perpustakaan SD yang dia kelola seperti sekarang ini. Banyak siswa menjadi rajin berkunjung ke perpustakaan, Prestasi siswa meningkat, bahkan nama sekolah juga ikut terangkat statusnya berawal dari peran pengelolaan perpustakaan yang baik.

Membangun perpustakaan terlihat sulit dan mahal adalah ketika kita melihat kisah yang kedua. Bayangkan, sebuah perpustakaan di tingkat Perpustakaan Daerah yang saya sangat yakin pasti memiliki dana dan anggaran dari pemerintah (merujuk UU no 43 tahun 2007 tentang perpustakaan) untuk mengelola perpustakaan berbasis TIK, tapi faktanya hingga detik ini pengelolaan di perpustakaan daerah tersebut masih menggunakan manual.

Mungkin tidak semuanya memang permasalahan ada pada birokrasi, tapi secara fakta dan data dilapangan birokrasi di negeri ini masih menjadi masalah besar, termasuk dalam dunia perpustakaan.


Sumber: duniaperpustakaan.com

June 09, 2011

IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA

ipi.pnri.go.id
Sejarah singkat
Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI: baca i-pe-i) didirikan pada tanggal 6 Juli 1973 dalam Kongres Pustakawan Indonesia yang diadakan di Ciawi, Bogor, 5-7 Juli 1973.  Kongres ini merupakan perwujudan kesepakatan para pustakawan yang tergabung dalam APADI, HPCI dan PPDIY dalam pertemuan di Bandung pada tanggal 21 Januari 1973 untuk menggabungkan seluruh unsur pustakawan dalam satu asosiasi.  Dalam perjalanan panjang sejarah perpustakaan di negeri ini, jauh sebelum IPI lahir, sudah ada beberapa organisasi pustakawan di Indonesia.  Mereka ini adalah Vereeniging tot Bevordering van het Bibliothekwezen (1916), Asosiasi Perpustakaan Indonesia (API) 1953, Perhimpunan Ahli Perpustakaan Seluruh Indonesia (PAPSI) 1954, Perhimpunan Ahli Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Indonesia (PAPADI) 1956, Asosiasi Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Indonesia (APADI) 1962, Himpunan Perpustakaan Chusus Indonesia (HPCI) 1969, dan Perkumpulan Perpustakaan Daerah Istimewa Yogyakarta (PPDIY).

Dalam Kongres Pustakawan Indonesia tahun 1973 tersebut, ada dua acara utama yang diagendakan, yaitu (1) seminar tentang berbagai aspek perpustakaan, arsip, dokumentasi, informasi, pendidikan, dan (2) pembentukan organisasi sebagai wadah tunggal bagi pustakawan Indonesia.  Berkaitan dengan acara yang disebut terakhir, Ketua HPCI Ipon S. Purawidjaja melaporkan bahwa sebagian besar anggota HPCI, melalui rapat di Bandung tanggal 24 Maret 1973 dan angket, setuju untuk bergabung dalam satu organisasi pustakawan.  APADI pun memutuskan bersedia meleburkan diri melalui keputusannya tertanggal 4 Juli 1973, dan terhitung sejak 7 Juli 1973 APADI bubar sejalan dengan terbentuknya IPI.
Dengan kesepakatan bersama itu, maka kongres Ciawi melahirkan wadah tunggal pustakawan Indonesia, yaitu Ikatan Pustakawan Indonesia.  
Pemilihan untuk Pengurus Pusat, yang didahului dengan penyampaian tata tertib pemilihan, menghasilkan a.l. ketua Soekarman, sekretaris J.P. Rompas, dan bendahara Yoyoh Wartomo.  Komisi yang terbentuk di antaranya adalah Komisi Perpustakaan Nasional yang diketuai oleh Mastini Hardjoprakoso, Perpustakaan Khusus oleh Luwarsih Pringgoadisurjo dan Pendidikan Pustakawan oleh Sjahrial Pamuntjak.  Pada tanggal 7 Juli 1973 itu juga Anggaran Dasar IPI yang terdiri dari 24 pasal disahkan oleh peserta Kongres.

Visi :
Menjadi organisasi profesi yang mandiri, dapat memenuhi tuntutan zaman, serta mampu berperan dalam mewujudkan terciptanya layanan informasi yang kompetitif dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.

Misi :
  • Memberdayakan anggota IPI menjadi tenaga layanan informasi yang kompetitif.
  • Memasyarakatkan jasa perpustakaan, dokumentasi dan informasi
    (pusdokinfo) sesuai dinamika kebutuhan masyarakat.
  • Berperan aktif dalam menumbuh kembangkan semua aspek
    kepustakawanan.
Tujuan
Meningkatkan profesionalisme pustakawan Indonesia melalui  pengembangan pusdokinfo dalam pengabdian dan pengamalan keahliannya untuk bangsa dan negara RI.
Kegiatan
Kegiatan IPI antara lain :
  • 1. Mengadakan dan ikut serta dalam berbagai kegiatan ilmiah di bidang pusdokinfo di dalam dan luar negeri
  • 2. Mengikutsertakan pustakawan dalam pelaksanaan program pemerintah, swasta, dan masyarakat di bidang pusdokinfo
  • 3. Menerbitkan bahan pustaka di bidang pusdokinfo
  • 4. Memberikan berbagai jasa di bidang pusdokinfo dan bidang lain